Saturday, November 15, 2008

Osteoporosis Cegah dengan Olahraga

OSTEOPOROSIS selama ini diidentikkan dengan penyakit orangtua, padahal tanpa olahraga teratur, osteoporosis juga bisa menyerang usia muda.
[Detail...]

Presiden: Agar Indonesia Maju Rakyat harus Sehat

JAKARTA--MI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, jika bangsa Indonesia ingin maju maka rakyat Indonesia harus sehat jiwa dan raga.

Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono saat melepas sekitar 10 ribu peserta gerak jalan dalam rangka peringatan Hari Osteoporosis Nasional, di lapangan Monas, Jakarta, Minggu.

"Apabila bangsa kita, rakyat kita, sehat badan dan jiwanya, kuat imannya, cerdas pikirannya, rukun bersama-sama saudaranya, dan kerja keras, hanya dengan itu bangsa Indonesia akan maju," ujarnya
[Detail...]

Di Dunia Setiap Detik Satu Orang Alami Kebutaan

Di Dunia Setiap Detik Satu Orang Alami Kebutaan
BANDUNG--MI: Di dunia ini, setiap detik ada satu orang mengalami kebutaan, sedangkan setiap satu menitnya ada seorang anak mengalami kebutaan.

Demikian dikatakan anggota Komite Nasional Vision 2020 Dr dr Farida Sirlan dalam Seminar Nasional Vision 2020; Hak untuk Melihat bagi Setiap Orang, yang diadakan Yayasan Syamsi Dhuhaha di Bandung, Sabtu (8/11).
[Detail...]

Tertawa

Di samping sebutan makhluk yang berbicara, manusia juga dikenal sebagai makhluk yang tertawa. Tawa dan senyum bersifat asasi, muncul sejalan dengan kemanusiaan kita. Ia menjadi ''bahasa'' komunikasi dalam keseharian hidup kita. Begitu dekatnya tawa dengan kita, hingga orang yang hilang akal sekalipun masih tetap bisa tertawa. Alquran menyatakan: ''Dan bahwasannya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis'' (QS, 53;43).
[Detail...]

Agar Sehat Ditempat Kerja

Jakarta: Buruh pengeboran itu datang ke dokter dengan keluhan sesak napas dan kemampuan gerak tubuhnya melambat. Dokter Jusuf, yang memeriksa pria 29 tahun bernama Sumantri itu, merujuknya ke rumah sakit agar menjalani pemindaian. Hasilnya, paru Sumantri terlihat mulai mengeras. Dia terbukti terkena asbestosis—penyakit karena menghirup serat asbes yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru.
[Detail...]

Wednesday, November 12, 2008

Agar Sehat Ditempat Kerja

Jakarta: Buruh pengeboran itu datang ke dokter dengan keluhan sesak napas dan kemampuan gerak tubuhnya melambat. Dokter Jusuf, yang memeriksa pria 29 tahun bernama Sumantri itu, merujuknya ke rumah sakit agar menjalani pemindaian. Hasilnya, paru Sumantri terlihat mulai mengeras. Dia terbukti terkena asbestosis—penyakit karena menghirup serat asbes yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru.

Asbestosis membuat jaringan paru-paru tidak dapat mengembang dan mengempis dengan baik. ”Jika tak segera ditangani, bisa mengakibatkan kematian,” kata dokter Jusuf. Beruntung Sumantri bukan perokok sehingga terhindar dari penyakit kanker paru-paru. Seandainya tak memeriksakan diri lebih awal, Sumantri juga bisa terkena mesotelioma peritoneal—penyakit ganas dan tak bisa disembuhkan lantaran menghirup asbes dalam jangka waktu lama.

Kasus yang menimpa Sumantri, menurut Suryo Wibowo, seorang dokter spesialis kesehatan kerja (occupational medicine), merupakan salah satu dari lima jenis penyakit akibat kerja. Masih ada penyebab lain: fisik, biologis, ergonomi, dan psikososial.

Bagi seorang dokter kesehatan kerja, penelusuran riwayat si pasien, baik pekerjaan maupun kehidupan sehari-harinya, merupakan langkah penting agar bisa mengambil tindakan yang tepat. Dokter kesehatan kerja bukan hanya bertugas menyembuhkan pasien. Mereka juga harus mencegah agar penyakit tidak menyebar dan menurunkan kemampuan kerja seseorang ataupun pekerja lain.

Bila suatu kantor atau perusahaan meminta pemeriksaan kesehatan tahunan, seorang dokter kesehatan kerja wajib hukumnya turun ke lapangan. ”Tak bisa hanya di belakang meja menganalisis data kesehatan pekerja,” ujar dokter Suryo.

Tatkala karyawan bagian produksi mengeluh sakit pinggang, misalnya, dokter kesehatan kerja harus melakukan survei secara langsung untuk mengetahui cara mereka bekerja. ”Rupanya karena mesin di bagian produksi didatangkan dari Eropa,” dokter Suryo menambahkan. ”Ukuran tingginya standar orang Eropa, sehingga timbul ketidaksesuaian antara mesin dan manusia.”

Posisi bekerja yang tidak ergonomis itulah yang menyebabkan sakit pinggang. Untuk mengatasinya, tak perlu diberi obat atau tindakan medis lain. ”Jalan keluarnya, misalnya, pekerjanya harus pakai dingklik,” kata kandidat doktor kesehatan kerja itu.

Dalam kasus Sumantri, asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Pekerja bisa diwajibkan memakai alat pelindung diri agar tak menghirup debu tersebut. Untuk mengurangi risiko terkena kanker paru-paru, para pekerja yang berhubungan dengan asbes dianjurkan berhenti merokok.

Agar sumber penyakit tak menyebar ke anggota keluarga, setiap pekerja disarankan mencuci pakaian kerjanya di pabrik dan menggantinya dengan pakaian bersih saat kembali ke rumah. Semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali ke rumah masing-masing.

Bahaya lain yang sering terjadi pada pekerja, terutama di tempat pembakaran, adalah terhirupnya gas karbon monoksida. Gas yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan bakar yang tidak sempurna itu biasanya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak menyebabkan iritasi. Gas beracun tersebut memasuki tubuh melalui pernapasan dan diserap ke dalam peredaran darah.

Karbon monoksida akan berikatan dengan hemoglobin (yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) menjadi carboxyhemoglobin. Gas itu mempunyai kemampuan berikatan dengan hemoglobin 240 kali lipat kemampuannya berikatan dengan oksigen.

Persaingan berebut hemoglobin ini akan menyebabkan pasokan oksigen ke seluruh tubuh menurun tajam sehingga melemahkan kontraksi jantung dan menurunkan volume darah yang didistribusikan. Konsentrasi rendah (<>ppmv ambient) dapat menyebabkan pusing-pusing dan keletihan. Adapun konsentrasi tinggi (> 2.000 ppmv) dapat menyebabkan kematian. ”Padamnya listrik di Carrefour Ratu Plaza, Jakarta Selatan, yang menyebabkan para karyawannya pingsan, merupakan salah satu contohnya,” ujar dokter Suryo.

Penyakit akibat kerja bukan hanya terjadi pada pekerja kerah biru, tapi juga bisa terjadi pada pegawai kantoran. Dokter Suryo, misalnya, menunjuk pasiennya: seorang sekretaris yang terkena penyakit carpal tuner syndrome—suatu keadaan terjadinya peningkatan penekanan saraf pada pergelangan tangan yang mengakibatkan iritasi dan kelelahan pada ruam di antara jari tangan.

Gejalanya berupa rasa nyeri, terbakar, serta kesemutan di jari-jari dan tangan yang terkadang menjalar ke siku. Senut-senut kian terasa di malam hari, bahkan kadang bisa membangunkan penderita. Orang yang berisiko terkena penyakit itu adalah pengguna komputer yang melakukan gerakan berulang pada pergelangan tangan. Namun peringkat tertinggi dalam daftar kesehatan kerja, menurut dokter Suryo, berupa keluhan nyeri punggung dan bahu.

Lantaran kebutuhan memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja itulah, tenaga medis kesehatan kerja mulai dilirik. Pertemuan ISO on Occupational Health and Safety Management di Jenewa, Swiss, September 1996, mengatur penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara internasional merupakan salah satu syarat bagi semua jenis industri. Dua tahun setelah itu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mulai berencana mengembangkan program pendidikan spesialis kedokteran okupasi.

Program itu awalnya hanya berupa kursus-kursus singkat untuk tenaga medis yang sudah ada. ”Saya angkatan kedua spesialis kedokteran kesehatan,” ujar dokter Suryo, yang baru lulus tahun lalu. Di Amerika Serikat, kedokteran kesehatan sudah mulai dikembangkan sejak 1970-an. Saat itu didirikan The National Institute for Occupational Safety and Health.

Dalam perkembangannya, dokter kesehatan kerja tak hanya dilibatkan dalam penanganan kesehatan pekerja semata. Mereka juga ikut serta dalam merancang pabrik. Dokter okupasi harus melihat data pekerja. Contohnya, pegawai dengan tubuh paling gemuk harus bisa melewati pintu darurat atau gang-gang di sekitar mesin jika terjadi situasi gawat di pabrik tersebut.

”Kami harus dilibatkan untuk mengurangi risiko jika terjadi sesuatu,” kata dokter Suryo. Bila terjadi kebakaran, harus dipersiapkan pula jalur evakuasi. ”Jangan sampai terjadi tabrakan atau bahaya lain karena adanya bahan kimia yang terbawa angin,” dia menambahkan. Dengan melibatkan dokter okupasi, risiko terganggunya kesehatan akibat kerja diharapkan bisa dikurangi. Tempat bekerja seyogianya memang tak menjadi sumber duka para pekerja.

Ahmad Taufik

Tertawa

Di samping sebutan makhluk yang berbicara, manusia juga dikenal sebagai makhluk yang tertawa. Tawa dan senyum bersifat asasi, muncul sejalan dengan kemanusiaan kita. Ia menjadi ''bahasa'' komunikasi dalam keseharian hidup kita. Begitu dekatnya tawa dengan kita, hingga orang yang hilang akal sekalipun masih tetap bisa tertawa. Alquran menyatakan: ''Dan bahwasannya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis'' (QS, 53;43). Banyak peristiwa sosial dalam panggung sandiwara kehidupan yang membuat kita tertawa. Kejelekan, kemalangan, penyimpangan perilaku, kelucuan, sindiran, hal yang tak masuk akal, hingga kekonyolan diri kita sendiri, mudah berubah menjadi bahan tertawaan. Dalam konteks Islam, tawa harus diletakkan secara''pas''. Tawa yang islami bukanlah menertawakan kemalangan orang lain, karena memang tidak dibenarkan, melainkan tawa yang tetap berada dalam batas-batas kesopanan dan kebenaran.

Dalam konsep Islam tawa dipandang bukan sekadar pintu ''pelepasan'' dari ketegangan. Tapi ia juga dianggap sebagai ungkapan sosial dari rasa cinta, kegembiraan, dan kebersamaan. Malah Allah memperingatkan bahwa mereka yang tidak mau ''bersama-sama'' berjihad di jalan Allah bersama Nabi, hendaklah tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai balasan dari apa yang mereka kerjakan (QS, 9:82). Dalam hadis riwayat Thabrani diceritakan bahwa Nabi Muhammad senang tertawa dan bersenda gurau. Tapi Nabi tidak akan melakukan sesuatu hal melainkan yang hak. Nabi Sulaeman juga begitu sering tertawa. Salah satu tawa sang nabi yang diabadikan dalam Alquran adalah ketika beliau mendengar teriakan seekor semut yang mengomandoi kawan-kawannya untuk masuk sarang agar tidak terinjak Nabi Sulaeman dan bala tentaranya. (QS, 27:19).

Berbagai penelitian ilmiah menyimpulkan bahwa tertawa memperkokoh kesehatan. Ketika kita tertawa, otak kita mengalami relaksasi. Pikiran kita menjadi segar kembali. Dan kita siap menghadapi tugas-tugas hidup berikutnya. Hidup memang mesti dijalani dan dimaknai dengan sebaik-baiknya. Namun tanpa mengurangi hal tersebut, hidup juga berarti panggung komedi (laibun wa lahuwun). Alquran mengatakan hidup hanyalah permainan dan senda gurau. Lalu mengapa kita mesti tegang, putus asa, dan hendak bunuh diri ketika kita gagal meraih sesuatu? Tidakkah lebih baik kita tertawa dan tetap tawakal?

Walhasil, dalam perjuangan hidup, kita percaya bahwa hidup menjadi lebih meriah kalau kita tetap bisa tertawa. Tawa menjadi makanan jiwa kita. Menyentuh sisi emosionalitas setiap diri. Tanpa tawa hidup menjadi gersang, kemanusiaan menjadi tandus dan rasa menjadi tumpul. Karena itu bermurah hatilah untuk tertawa. Tawa yang wajar membuat hati menjadi senang. Lebih dari itu, tawa yang disertai pengingatan kepada Allah membuat hati menjadi tenang. (ah)[republika.co.id]

Tuesday, November 11, 2008

Di Dunia Setiap Detik Satu Orang Alami Kebutaan


Di Dunia Setiap Detik Satu Orang Alami Kebutaan
BANDUNG--MI: Di dunia ini, setiap detik ada satu orang mengalami kebutaan, sedangkan setiap satu menitnya ada seorang anak mengalami kebutaan.

Demikian dikatakan anggota Komite Nasional Vision 2020 Dr dr Farida Sirlan dalam Seminar Nasional Vision 2020; Hak untuk Melihat bagi Setiap Orang, yang diadakan Yayasan Syamsi Dhuhaha di Bandung, Sabtu (8/11).

Menurutnya, manusia yang hidup di negara berkembang seperti Indonesia memiliki potensi lebih besar mengalami kebutaan daripada manusia yang tinggal di negara industri.

Dikatakannya, setidaknya ada sekitar tujuh juta orang mengalami kebutaan setiap tahunnya di dunia ini. Di Indonesia sendiri, kebutaan terjadi pada 1,5 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar tiga juta orang.

"Katarak menjadi penyebab utama kebutaan di negara ini," katanya kepada pers

Ia menilai, dukungan yang diberikan pemerintah untuk penanganan masalah kebutaan di Indonesia hingga saat ini masih sangat minim.

Jika tidak ada dukungan nyata dari pemerintah yang ada di setiap negara, termasuk Indonesia, bukan tidak mungkin tahun 2020 manusia yang mengalami kebutaan jumlahnya mencapai 75 juta orang, ujarnya.

Oleh karena itu, melalui Program Vision 2020, pihaknya berharap pemerintah dapat meningkatkan perhatian untuk masalah kebutaan melalui kebijakan-kebijakannya. Selain itu, ia juga akan terus mengampanyekan Program The Right to Sight for All People di seluruh dunia. (Ant/OL-02)

Sumber: Republika Online -- Humaniora - Kesehatan -- Minggu, 09 2008

Presiden: Agar Indonesia Maju Rakyat harus Sehat


JAKARTA--MI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, jika bangsa Indonesia ingin maju maka rakyat Indonesia harus sehat jiwa dan raga.

Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono saat melepas sekitar 10 ribu peserta gerak jalan dalam rangka peringatan Hari Osteoporosis Nasional, di lapangan Monas, Jakarta, Minggu.

"Apabila bangsa kita, rakyat kita, sehat badan dan jiwanya, kuat imannya, cerdas pikirannya, rukun bersama-sama saudaranya, dan kerja keras, hanya dengan itu bangsa Indonesia akan maju," ujarnya.

Lebih lanjut Presiden mengatakan, sehat itu berada dalam hati dan pikiran, niat dan kegiatan sehari-hari.

"Kalau kita ingin sehat pikirannya, hatinya, kegiatannya, terus-menerus, insya Allah akan memberikan kesehatan pada kita," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan, osteoporosis adalah penyakit yang dijuluki sebagai silent epidemic diseases karena menyerang secara diam-diam tanpa adanya tanda-tanda khusus sampai penderita patah tulang.

"Meningkatnya kejadian osteoporosis disebabkan meningkatnya usia harapan hidup, dan tingginya faktor risiko karena rendahnya komsumsi kalsium rata-rata masyarakat Indonesia," katanya.

Konsumsi kalsium rata-rata masyarakat Indonesia sebesar 254 mg/hari. Jumlah ini hanya seperempat dari standar internasional yaitu 1000-2000 mg/hari untuk orang dewasa.

Penyebab osteoporosis lainnya adalah kurang aktivitas fisik, kurangnya paparan sinar matahari pagi dan sore, kebiasaan merokok, serta mengomsumsi alkohol.

Sebelum melepas peserta gerak jalan, Presiden Yudhoyono yang didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla melakukan senam pemanasan bersama.

Presiden beserta rombongan juga turut melakukan gerak jalan.

Para peserta akan menempuh kegiatan gerak jalan 10 ribu langkah dengan rute Monas, bundaran HI, dan kembali ke Monas.

Kegiatan berjalan kaki 10 ribu langkah itu juga akan dilakukan oleh masyarakat di Banjarmasin, Tasikmalaya, Cirebon, Sukabumi, Denpasar, Lombok dan sejumlah kota lain. (Ant/OL-06)Humaniora - Kesehatan

Sumber: Republika Online -- Minggu, 02 2008

Monday, November 10, 2008

Osteoporosis Cegah dengan Olahraga

Osteoporosis Cegah dengan Olahraga
OSTEOPOROSIS selama ini diidentikkan dengan penyakit orangtua, padahal tanpa olahraga teratur, osteoporosis juga bisa menyerang usia muda.

Kesibukan dari rutinitas sehari-hari terkadang membuat banyak orang berpikir dua kali untuk berolahraga. Selain waktu yang semakin sempit, berolahraga dianggap sebagai kegiatan yang melelahkan. Padahal, dengan olahraga teratur, banyak penyakit bisa dicegah.

Mulai jantung koroner hingga osteoporosis yang selama ini diidentikkan dengan penyakit orangtua. Ternyata, saat ini osteoporosis bisa pula menyerang anak muda karena gaya hidup yang salah, termasuk jarang berolahraga dan melakukan aktivitas fisik.

Gerak tubuh penderita osteoporosis atau keropos tulang sangat berbeda. Hal itu karena pengidap osteoporosis rawan sekali terhadap patah tulang. Olahraga untuk penderita osteoporosis harus dimulai dari gerakan paling ringan dan kemudian secara bertahap ditingkatkan untuk menghindari terjadinya cedera dan memungkinkan tubuh membentuk daya tahan.

Peningkatan olahraga bagi penderita osteoporosis juga dilakukan lebih perlahan dibandingkan dengan orang yang memiliki tulang sehat. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah gerakan pemanasan dan pendinginan dengan gerakan peregangan lebih lama dibandingkan mereka yang memiliki tulang sehat. Selisih waktu itu bisa mencapai 10 menit.

Osteoporosis merupakan suatu penyakit saat tulangtulang menjadi rapuh dan mudah patah akibat hilangnya sebagian kalsium dalam tulang. Osteoporosis sering juga disebut silent disease karena proses hilangnya kalsium dari tulang terjadi tanpa tanda-tanda atau gejala. Biasanya, penderita menyadari terserang osteoporosis setelah mengalami patah tulang. Biasanya, terjadi di paha, tulang belakang, dan pergelangan tangan.

Sebetulnya, bagian tulang mana pun bisa terpengaruh, tapi yang paling membutuhkan perhatian jika kerapuhan terjadi pada tulang paha dan belakang.

Patah tulang paha hampir selalu membutuhkan tindakan operasi, dan dapat mengganggu kemampuan berjalan dan bahkan bisa menyebabkan cacat permanen sampai kematian. Sementara patah tulang belakang juga memiliki konsekuensi serius, seperti tubuh memendek, nyeri punggung, dan perubahan bentuk punggung.

"Olahraga memberikan keuntungan dalam meningkatkan kebugaran tubuh dan tulang. Olahraga juga mampu menjadi pengobat berbagai penyakit, termasuk osteoporosis," kata Dosen Ilmu Kedokteran dan Olahraga Universitas Indonesia dr Subiakto SpKO, beberapa waktu lalu.

Gerak tubuh pada penderita osteoporosis, menurut Subiakto, tidak bisa disamakan antarsetiap penderita. Karena tidak semua penderita osteoporosis mengalami kerusakan tulang yang sama. Itu menyebabkan setiap penderita memiliki tahap berbeda dalam berolahraga. "Penting mengetahui kerusakan tulang penderita. Dengan mengetahui bagian dan tingkat keparahan osteoporosis, tahapan dalam olahraga setiap pasien baru bisa ditentukan," sebutnya.

Lebih lanjut diterangkan Subiakto bahwa selama ini para dokter mengira untuk mencapai puncak massa tulang hanya tergantung pada diet, termasuk kalsium dan paparan sinar matahari.

Namun, untuk mendapatkan tulang yang kuat seumur hidup, ternyata sangat ditunjang oleh olahraga teratur yang sama pentingnya seperti diet.

"Olahraga dan latihan secara teratur mempunyai efek positif terhadap kepadatan massa tulang dan kekuatan tulang. Olahraga teratur sejak dini sangat dianjurkan. Karena itu bisa menjaga kekuatan tulang hingga usia lanjut," katanya.

Olahraga yang tepat untuk mendapatkan kepadatan massa tulang menurut dokter berkulit sawo matang ini adalah mengayuh sepeda statis, dengan beban yang disesuaikan dengan kondisi tulang. Olahraga lainnya yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kepadatan massa tulang adalah berjalan kaki

Pentingnya berolahraga ternyata juga dibuktikan dengan penelitian terhadap anak-anak yang aktif selama 40 menit dalam berbagai permainan gerak tubuh, ternyata mempunyai tulang yang lebih kuat dari anak yang pendiam (duduk saja).

Anak laki-laki yang sangat aktif (lari, lompat,) mempunyai area tulang yang lebih kuat 12 persen dari anak tidak aktif. Demikian pula anak perempuan yang aktif mempunyai tulang lebih kuat 9 persen dari teman perempuannya yang kurang aktif.

"Dulu saya berpikir osteoporosis hanya diidap oleh usia lanjut saja. Ternyata saya keliru. Karena baru memasuki usia 49 tahun, saya sudah memiliki gejala osteoporosis pada kaki," kata salah seorang ibu rumah tangga, Wulan Kreshna, yang tinggal di Jakarta.

Setelah mengetahui dirinya memiliki gejala osteoporosis, Wulan mengaku semakin sering berkonsultasi dengan dokter tulang dan melakukan olahraga yang dianjurkan. "Awalnya saya diperiksa intensif, setelah itu baru dianjurkan untuk melakukan tahapan-tahapan olahraga," sebutnya lagi.
(sindo//tty)

Sumber: http://lifestyle.okezone.com

Saturday, November 8, 2008

Why Fruit?


Eat (more) fruit
These ideas might stimulate your fruit consumption!

Why should we have five to nine fresh pieces a day, organically grown if possible?
  • For the largest part fruit consists of water just like the human body does;
  • Fruit is 100% bad-cholesterol free;
  • Fruit stimulates the memory;
  • The idea that fruit is an expensive nutrition;
  • The miraculous healing effects of fruit;
  • Fibers;
  • Fruit makes you feel better;
  • Ethical reasons to eat fruit;
  • Fruit is the most natural food;
  • The human diet;
  • Fruit juices - squeeze those fruits!

For the largest part fruit consists of water just like the human body does
Like 80% of our body is water so does 80% of fruit consist of water!
If you think about it, it's logical for the human body to consume food that contains as much water as the body itself. The nutrition that meets that requirement is fruit. There is no other food than fruit on this planet that contains on average 80% water.
Vegetables also contain a lot of water and are therefore second best.

Fruit is 100% bad-cholesterol free
No doubt about this argument. Too much bad-cholesterol is not good for our bodies and fruit doesn't contain bad-cholesterol. Animal products like meat and dairy contain a lot of bad-cholesterol.

Fruit stimulates the memory
If you didn’t know yet: fruit is the ultimate brain fuel. Fruit has a positive effect on our brains. The way this works still has to be found out and many scientists are looking into it as we speak. What we do know is that if you consume fruit effectively, your brains can recall information faster and more easily. This is very useful information for people who are preparing for an exam. Students that want to go to this page immediately go to: improve your exam results with fruit.

The idea that fruit is an expensive nutrition
Did you always think that fruit was an expensive product? Take a good look at how much money you spend on other food. It could be worth something to replace some of those expenses with fruit. We think that fruit is the healthiest food on earth and therefore it is well worth spending our money on.

The miraculous healing effects of fruit
Spectacular stories about people that cured from uncurable diseases by a strict diet of raw fruits and/or vegetables are well known but do we want to believe them? We still don't know that much about fruit and its contents.

Fibers
We do know now that a diet with plenty of fibers helps against corpulence, high blood pressure, and other factors that increase the chance for a heart disease. The consumed amount of fibers maybe even a more important factor than the amount of fat that is consumed by people!
The food that contains these healthy (natural) fibers is.... right: fruit! (vegetables as well). The American Heart Association advises to consume 25 to 30 grams of fibers out of fresh fruits and/or vegetables. In practice this means: have five to nine portions of fresh fruits or vegetables a day. Check out the dietary Recommendations of the American Heart Association here.

Fruit makes you feel better
Several stories have told us about people that were frequently depressed and how they got out of their depression slowly but surely after consuming substantial amounts of fresh fruit on a regular basis. Eating much fruit can have a mysterious healing effect on human beings. Even better is to drink a lot of freshly squeezed fruit drinks on a regular basis. It will take approximately 30 days until you start to notice the effects. Don't forget to drink these smoothies 20 minutes before the consumption of other meals. This way the fruit will not ferment in the stomach and the nutritious elements can be absorbed by the blood effectively.

Ethical reasons to eat fruit
Fruit doesn't have to be killed and slaughtered before you can eat it. The fruits are just hanging there waiting to be picked by you!
This ethical argument (often used by vegetarians and vegans to not eat meat) claims that fruit is a non-animal food. Many people see animals, especially mammals, as living creatures just like humans. There are religions that say that animals have souls like us. The native Americans first asked the animal's spirit if they could kill it before they did so. Fruit has never been said to have a soul and thus can be eaten without causing any harm. Ethical or religious arguments aside, we think it's a shame that we as human beings don't eat much fruit when there is such an abundant assortment of fruits and vegetables available.

Fruit is the most natural food
When you see a piece of fruit hanging from a tree that tree is telling you something: "Eat my fruits and help me spread my seeds." That’s how nature works. Humans eat vegetables and fruits and consequently help the plants to spread. Humans use animals to work the land to grow the plants and trees that produce these fruits and vegetables. In more and more people's opinion this is the way it was all meant to be.

A human diet
A healthy diet should consist for a great deal of freshly squeezed fruit juices, raw fruits and vegetables. Some tips:

  • A good start is to eat and drink more fresh fruits;
  • it’s as simple as that. Before you know it you will feel much better;
  • Don't forget to eat fruit on an empty stomach, not after other meals and;
  • inform yourself about the substances that our 'modern' food contains.
Source : http://www.thefruitpages.com/whyfruit.shtml

Vegetarianism

Alternative Names

Lacto-ovovegetarian; Semi-vegetarian; Partial vegetarian; Vegan; Lacto-vegetarian


Definition

A vegetarian diet is a meal plan that contains little or no animal products.

Types of vegetarian diets include:


  • Vegan: Diet consists of only foods of plant origin.
  • Lacto-vegetarian: Diet consists of plant foods plus some or all dairy products.
  • Lacto-ovovegetarian: Diet consists of plant foods, dairy products, and eggs.
  • Semi- or partial vegetarian: Diet consists of plant foods and may include chicken or fish, dairy products, and eggs. It does not include red meat.
Function

A person may choose to follow a vegetarian diet for a variety of reasons, including religious, moral or political beliefs, economics, or the desire to eat more healthy foods.

The American Dietetic Association states that a well-planned vegetarian diet can deliver good nutrition. Dietary recommendations vary with the type of vegetarian diet. For children and adolescents these diets require special planning, because it may be difficult to obtain all the nutrients required for growth and development.

Nutrients that may be lacking in a vegetarian's diet include:

  • Vitamin B12
  • Vitamin D
  • Riboflavin
  • Zinc
  • Iron
  • Protein

Protein is necessary for good health. There are two types of protein: complete and incomplete. Complete proteins contain adequate amounts of the essential substances (amino acids) needed for health. They are found in meats, milk, fish, soy, and eggs. Incomplete proteins contain all of the essential amino acids, but not enough of them.

You do not have to eat animal products to get complete proteins in your diet. You can mix two incomplete proteins or an incomplete protein with a complete protein to get the proper amount. Some combinations are milk and cereal, peanut butter and bread, beans and rice, beans and corn tortillas, and macaroni and cheese.


Recommendations


Vegetarian diets that include some animal products (lacto-vegetarian and lacto-ovovegetarian) are nutritionally sound. Vegan diets require careful planning in order to obtain adequate amounts of required nutrients. The following are recommendations for feeding vegetarian children.

  • Breast milk or formula should be the basis of the diet until age 1.
  • Milk or a fortified soy formula should be used.
  • Fat should not be limited for a child younger than age 2.
  • Children who do not drink milk or a fortified substitute may lack the following nutrients: calcium, protein, vitamin D, riboflavin. Such children may need a vitamin and mineral supplements.
  • Vitamin B12 supplements must be used if no animal products are eaten.
  • Adequate iron intake is difficult to achieve if meat is not consumed. Good sources of iron include prunes and prune juice, fortified cereals and grain products, raisins, and spinach.

NOTE: A registered dietician should review any specialized diet to make sure it meets you or your child's nutritional needs. This should be done before starting the diet.

Source : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002465.htm

Dietary recommendations / Nutritional requirements

Establishing human nutrient requirements for worldwide application

The Department of Nutrition for Health and Development, in collaboration with FAO, continually reviews new research and information from around the world on human nutrient requirements and recommended nutrient intakes. This is a vast and never-ending task, given the large number of essential human nutrients. These nutrients include protein, energy, carbohydrates, fats and lipids, a range of vitamins, and a host of minerals and trace elements.

Many countries rely on WHO and FAO to establish and disseminate this information, which they adopt as part of their national dietary allowances. Others use it as a base for their standards. The establishment of human nutrient requirements is the common foundation for all countries to develop food-based dietary guidelines for their populations.

Establishing requirements means that the public health and clinical significance of intake levels – both deficiency and excess – and associated disease patterns for each nutrient, need to be thoroughly reviewed for all age groups. Every ten to fifteen years, enough research is completed and new evidence accumulated to warrant WHO and FAO undertaking a revision of at least the major nutrient requirements and recommended intakes.

Activities and outputs

The following major revisions of nutrient requirements, including their role in health and disease, have been undertaken and published in the last four years:

  • Trace elements in human nutrition and health (WHO/FAO/IAEA), WHO, Geneva 1996
  • Fats and oils in human nutrition (FAO/WHO), FAO, Rome 1994
  • Preparation and use of food-based dietary guidelines (WHO/FAO), WHO, Geneva 1996
  • Carbohydrates in human nutrition (FAO/WHO), FAO, Rome 1998

Forthcoming outputs

During the 1980s WHO and FAO reviewed the requirements for protein, energy, vitamin A, folate, iron, and several other vitamins and minerals. With regard to vitamins and minerals, there is enough new research to once again justify updating our information on the subject. For example, there is a great deal of new evidence indicating that besides preventing deficiency diseases, some vitamins and minerals play an important role in preventing diet-related chronic diseases, one of modern society’s major causes of morbidity and mortality. Evidence is also mounting on the importance of micronutrients for immune function, physical work capacity, and cognitive development, including learning capacity in children.

Accordingly, WHO and FAO organized a joint expert consultation in Bangkok (September 1998). The principal purposes of this expert consultation were to:

  • review new scientific information since the last FAO/WHO publication on specific nutrient requirements (1974) and prepare recommendations for daily nutrient intakes for infants, children, young and older adults, and pregnant and lactating women; and
  • develop a report on human nutrition requirements to serve as an authoritative source of information for Member States in planning and procuring food supplies for population subgroups, interpreting food-consumption surveys, establishing standards for food-assistance programmes, and designing nutrition education programmes.

The scope of the expert consultation, and the subsequent recommended nutrient requirements, included over twenty essential nutrients. These nutrients comprise the basis of all human nutrition:

    protein, energy, vitamin A and carotene, vitamin D, vitamin E, vitamin K, thiamine, riboflavin, niacin, vitamin B6, pantothenic acid, biotin, vitamin B12, folate, vitamin C, antioxidants, calcium, iron, zinc, selenium, magnesium and iodine.

For each nutrient, consideration was given to function, metabolism, dietary intake patterns, requirement levels, and toxicity. Basal requirements, safe intake levels, recommended dietary allowances, and tolerable upper intake levels are to be established for each. A detailed technical report of the Joint WHO/FAO Expert Consultation, in addition to a briefer handbook on human nutrient requirements, were published in 1999.

Source : WHO

Friday, November 7, 2008

Nutrition for Health and Development


Nutrition is an input to and foundation for health and development. Interaction of infection and malnutrition is well-documented. Better nutrition means stronger immune systems, less illness and better health. Healthy children learn better. Healthy people are stronger, are more productive and more able to create opportunities to gradually break the cycles of both poverty and hunger in a sustainable way. Better nutrition is a prime entry point to ending poverty and a milestone to achieving better quality of life.

Freedom from hunger and malnutrition is a basic human right and their alleviation is a fundamental prerequisite for human and national development.

WHO has traditionally focused on the vast magnitude of the many forms of nutritional deficiency, along with their associated mortality and morbidity in infants, young children and mothers. However, the world is also seeing a dramatic increase in other forms of malnutrition characterized by obesity and the long-term implications of unbalanced dietary and lifestyle practices that result in chronic diseases such as cardiovascular disease, cancer and diabetes.

All forms of malnutrition's broad spectrum are associated with significant morbidity, mortality, and economic costs, particularly in countries where both under- and overnutrition co-exist as is the case in developing countries undergoing rapid transition in nutrition and life-style.

Source : WHO